Langsung ke konten utama

ETIKA BISNIS JENIS PASAR, ETIKA PASAR DALAM PASAR KOMPETITIF, DAN ETIKA DALAM PASAR GLOBAL (STUDI KASUS PADA RM. MIE AYAM BAKSO FAJAR)

ETIKA BISNIS
JENIS PASAR, ETIKA PASAR DALAM PASAR KOMPETITIF, DAN ETIKA DALAM PASAR GLOBAL
(STUDI KASUS PADA RM. MIE AYAM BAKSO FAJAR)
KELAS 3EA23
KELOMPOK 2 :
AHMAD FIKRI
IKA SRI RAHAYU
ROSMIA RAMAYANTI
SENO DWI SYAHPUTRO

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG TEORI
1.1.1        PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal, karena dianggap sistem pasar ini adalah struktur pasar yang akan menjamin terwujudnya kegiatan memproduksi barang atau jasa yang tinggi (optimal) efisiensinya. Dalam analisis ekonomi sering dimisalkan bahwa perekonomian merupakan pasar persaingan sempurna. Akan tetapi dalam prakteknya tidaklah mudah untuk menentukan jenis industry yang struktur organisasinya digolongkan kepada persaingan sempurna yang murni, yaitu yang ciri-cirinya sepenuhnya bersamaan dengan dalam teori. Yang adalah yang mendekati ciri-cirinya, yaitu struktur pasar daru berbagai kegiatan di sektor pertanian.
Pengetahuan mengenai keadaan persaingan sempurna dapat dijadikan landasan didalam membuat perbandingan dengan ketiga jenis struktur pasar lainnya. Disamping itu analisis ke atas pasar persaingan sempurna adalah suatu permulaan yang baik dalam mempelajari cara-cara perusahaan menentukan harga dan produksi di dalam usaha mereka untuk mencari keuntungan yang maksimum.

Ciri-ciri pasar persaingan sempurna :
Pasar persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai struktur pasar atau industri dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pun pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan di pasar. Ciri-ciri selengkapnya dari pasar persaingan sempurna adalah seperti berikut ini:
1.      Perusahaan adalah pengambil harga
Pengambil harga atau price taker berarti suatu perusahan yang ada di dalam pasar tidak dapat menentukan atau mengubah harga pasar. Apa pun tindakan perusahaan dalam pasar, ia tidak akan menimbulkan perubahan ke atas harga pasar yang berlaku. Harga barang di pasar ditentukan oleh interaksi diantara keseluruhan produsen dan keseluruhan pembeli. Seorang produsen terlalu kecil peranannya didalam pasar sehingga tidak dapat mempengaruhi penentuan harga atau tingkat produksi dipasar. Peranannya sangat kecil tersebut disebabkan karena jumlah produksi yang diciptakan produsen merupakan sebagian kecil saja dari keseluruhan jumlah barang yang dihasilkan dan diperjual-belikan.
2.      Setiap perusahaan mudah keluar atau masuk
Sekiranya perusahaan mengalami kerugian, dan ingin meninggalkan industri tersebut, langkah ini dapat dengan mudah dilakukan. Sebaliknya apabila ada produsen yang ingin melakukan kegiatan di industri tersebut, produsen tersebut dapat dengan mudah melakukan kegiatan yang diinginkannya tersebut. Sama sekali tidak terdapat hambatan-hambatan, baik secara legal maupun dalam bentuk lain secara keuangan atau secara kemampuan teknologi, misalnya kepada perusahaan-perusahaan untuk memasuki atau meninggalkan bidang usaha tersebut.
3.      Menghasilkan barang serupa
Barang yang dihasilkan berbagai perusahaan tidak mudah untuk dibeda-bedakan. Barang yang dihasilkan sangat sama atau serupa. Tidak terdapat perbedaan yang nyata diantara barang yang dihasilkan suatu perusahaan lainnya. Barang seperti itu dinamakan dengan istilah barang identical atau homogenous. Karena barang-barang tersebut adalah sangat serupa para pembeli tidak dapat membedakan yang mana dihasilkan produsen A atau B atau produsen yang lainnya. Barang yang dihasilkan seorang produsen merupakan pengganti sempurna kepda barang yang dihasilkan oleh produsen-produsen lain. Sebagai akibat dari efek ini, tidak ada gunanya kepada perusahaan-perusahaan untuk melakukan persaingan yang berbentuk persaingan bukan harga atau nonprice competition atau persaingan dengan misalnya melakukan iklan dan promosi penjualan. Cara ini tidak efektif untuk menaikkan penjualan karena pembeli mengetahui bahwa barang-barang yang dihasilkan berbagai produsen dalam industri tersebut tidak ada bedanya sama sekali.
4.      Terdapat banyak perusahaan di pasar
Sifat inilah yang menyebabkan perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk mengubah harga. Sifat ini meliputi dua aspek, yaitu jumlah perusahaan sangat banyak dan masing-masing perusahaan adalah relative kecil kalau dibandingkan dengan keseluruhan jumlah perusahaan di dalam pasar. Sebagai akibatnya produksi setiap perusahaan adalah sangat sedikit kalau dibandingkan dengan jumlah produksi dalam industri tersebut,. Sifat ini menyebabkan apa pun yang dilakukan perusahaan, seperti menaikkan atau menurunkan harga dan menaikkan atau menurunkan produksi, sedikit pun ia tidak mempengaruhi harga yang berlaku dalam pasar/industri tersebut.
5.      Pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai pasar
Dalam pasar persaingan sempurna juga dimisalkan bahwa jumlah pembeli adalah sangat banyak. Namun demikian dimisalkan pula bahwa masing-masing pembeli tersebut mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai keadaan dipasar, yaitu mereka mengetahui tingkat harga yang berlaku dan perubahan-perubahan ke atas harga tersebut. Akibatnya para produsen tidak dapat menjual barangnya dengan harga yang lebih tinggi dari yang berlaku di pasar.

1.1.2        ETIKA BISNIS DALAM PASAR KOMPETITIF
Pasar kompetitif adalah suatu kondisi pasar para pelaku perusahaan yang masuk di pasar ini cukup banyak sehingga mereka satu dan yang lainharus memiliki daya yang kuat untuk mampu bertahan, eksis dan tumbuh dengan memenangkan dalam persaingan. Para menejer disetiap perusahaan cukup dihadapkan dengan tantangan yang cukup berat atas para pesaingnya. Sebenarnya kondisi ini cukup menguntungkan bagi masyarakat yang menjadi konsumen. Sebab konsumen memiliki pilihan yang akan mendapat sesuatu yang terbaik dari barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang saling bersaing memperebutkan konsumen. Dari aspek ini sebenarnya bahwa kompetisi cukup memberikan nilai manfaat yang cukup positif bagi masyarakat konsumen. Akan tetapi kita harus melihat cara – cara berkompetisi yang mereka lakukan.jika kompetisi yang dilakukan dengan pendekatan profesionalisme yang sebenarnya, yaitu dengan memberikan nilai yang yang positif bagi banyak pihak, misalnya konsumen, tenaga kerja, pemilik modal, para eksekutif, bahkan kepada para pesaingnya sekalipun, dan lingkungan fisik maka bersaing seperti ini sangat didukung oleh etika bisnis. Artinya persaingan yang dilakukan dengan segala aspek cukup sehat dan fair (Muslich, 1998).
Para pelaku ekonomi yang dihadapkan pada pasar kompetisi berpacu dengan semangat meningkatkan efisiensi. Peningkatan efisiensi tercerermin pada pemanfaatan sumberdaya secara optimal dan dilain pihak pada usaha peningkatan produktivitas yang tinggi. Jadi orientasi pada penignkatan efisiensi. Lebih ditekankan pada pemanfaatan sumberdaya secara optimal dan dilain pihak pada usaha peningkatan produktivitas yang tinggi. Jadi dimensi ke dalam masing-maisng perusahaan yang diukur adalah aspek manajerial sumber daya yang dimiliki, harus dilakukan secara profesional.

1.1.3        ETIKA BISNIS DALAM PASAR GLOBALISASI
Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang telah menggelobal. Setiap sisi kehidupan diwarnai oleh bisnis. Dalam lingkup yang besar, negara pastinya terlibat dalam proses bisnis yang terjadi. Tiap-tiap negara memiliki karakterisstik sumber daya sendiri sehingga tidak mungkin semua negara merasa tercukupi oleh semua sumber daya yang mereka miliki. Mulai dari ekspidisi negara Eropa mencari rempah rempah di Asia sampai perdagangan minyak internasional merupakan bukti bahwa dari dulu sampai sekarang sbuah negara tidak dpat bertahan hidup tanpa keberadaan bisnis dengan negara lainnya. Dewasa ini, pengaruh globalisasi juga menjadi faktor pendorong terciptanya perdagangan internasional yang lebih luas. Kemajukan ekonomi dan sistem perdagangan berkembang menjadi  sebuah kesatuan sistem yang saling membutuhkan. Ekspor-Impor multinasional menjadi sesuatu yang biasa. Komoditi dapat di ekspor menjadi pendapatan suatu negara, serta produk-produk asing dapat di impor demi memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
Setiap negara terus mengeksplorasi bisnis keluar negeri selain untuk mendapatkan yang mereka inginkan, juga menaikan tingkat ekonomi yang ada. Tidak dapat dimugkiri bahwa bisnis multinasional merupakan kesempatan untuk mendapatkan pundi pundi uang demi meningkatkan tingkatan ekonomi, terutama negara berkembang yang memiliki rata-rata nilai tukar  mata uang yang rendah. Developing country mendpatkan keuntungan dengan kemudahan untuk mengekspor barang domestiknya ke luar dan kemudahan untuuk mendapat kan investor asing sebagai penanam dana bagi usaha-usaha dalam negeri. Sedangkan Develoved country melih mudah mendpatkan barang  atau jassa yang mereka  ingikan.
Globalisasi mendorong integrasi internasoinal  misalnya modal finansial dapat diperoleh dalam satu pasar naasional dan digunakan untuk membeli bahan baku di tempat lainnya. Peralatan produksi yang dibeli dari suatu negara ketiga dapat digunakan untuk menghasilkan barang yang kemudian di jual dipasar ke empat. Jadi globalisasi meningkatkan peluang yang tersedia bagi suatu perushaan. Menigkatnya salain ketergantungan antara negara industri, kebutuhan dari negara-neagar berkembang, disintregrasi, pembatasan aliran uang, impormasi dan teknilogi antar batas negara memungkinkan globalisasi dan integrasi pasar internasional. Kondisi-kondisi ini mendorong perusahaan global untuk memikirkan secara seriaus mengenai strategi yang harus diterapkan untuk mengembakan keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Seringkali strategi tersebut memungkinkan prusahaan untuk lebih hebat, lebih flexibel, dan lebih terfokus dalam menyediakan barang dan jasa  yang lebih efektif kepada maam-macam konsumen di dunia.
Persaingan global telah meningkatkan standart kinerja dalam berbagai dimensi, meliputi kualitas, biaya, saat pengolahan produk, serta operasi yang lancar. Penting juga disadari bahwa standar tersebut tidak lah statis dan tetap, sehingga membutuhkan pengembangan lebih lanjut dari perusahaan dan pekerja nya. Dengan menerima tantangan yang ditimbulkan dari standar yang meningkat ini, perusahaan yang efektif bersedia melakukan  apa yang penting untuk memiliki daya saing sertrategis hanya dengan bersedia menerima tantangan ini, perusahaan dapat meningkatkan kemampuannya dan para pekerja dapat mempertahankan keahliann mereka. Pasar global adalah pilihan stategis yang menarik bagi perusahaan, akan tetapi bukan lah sumber daya saing satu-satunya. Faktanya untuk banyak perusahaan, yang mampu bersaing dengan sukses di pasar global sekalipun, adalah penting bagi mereka untuk tetap memperhantikan pasar domestik. Dengan demikian, perusaaahan di seluruh dunia di tantang untuk menjadi lebih bersaing secara strategis dalam pasar domestik mereka. Bagaimana pun  karena patokan untuk bersaing secara strategis berhubungan dengan standar global, perusahaan yang meningkaatkan untuk persaingan domestik secara bersamaan ikut pula meningkatkan daya bersaing global mereka.
Perusahaan yang bersaing secara setrategis telah menyadari bagaiana menerapkan pandangan bersaing yang diperoleh secara lokal (domestik) kedalam global. Perusahaan perusahaan ini tidak menekan kan satu pemecahan dalam dunia dalam bersifat majemuk. Mereka lebih menggunaka pandangan llokal mereka, sehinnga dapat secara tepat memodifikasi dan menerapkannya dalam beerbagai wilayah di seluruh dunia. Globalisasi bisnis telah mengerahkan baik perusahaan maupun ke dalam spsialisasi, suatu kecenderungan yang baik untuk semua orang, suatu perusahaan yang memanfaatkan 100% sumber-sumbernya, manusia dan bahan bakku sedikit industri dalam suatu negara yang telah menjadi spesialis.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 HUBUNGAN USAHA YANG DIPILIH DENGAN MATERI
Usaha RM. Mie Ayam Bakso Fajar termasuk kedalam kriteria pasar persaingan sempurna, karena struktur pasar itu terdapat banyak penjual dan pembeli, setiap penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan di pasar, usaha tersebut menghasilkan barang yang serupa, penentuan harga dilakukan oleh pengusaha itu sendiri, pengusaha mie ayam dan bakso lebih mudah masuk atau keluar, banyak usaha yang serupa di pasar, dan yang terakhir pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai usaha tersebut.
Di era globalisasi saat ini, usaha mie ayam bakso memiliki banyak pesaing dikarenakan mie ayam bakso adalah salah satu makanan favorit terpopuler di Indonesia. Karenanya, sangat mudah ditemukan pedagang mie ayam bakso, dari desa hingga kota, mulai dari pedagang keliling, kaki lima, hingga restoran. Perputaran ekonomi bisnis mie ayam bakso bukan hal yang bisa dianggap remeh. Ratusan pedagang gerobak mie ayam bakso dalam satu kota mampu menghasilkan omzet ratusan milyaran rupiah per hari. Sebut saja, Jakarta yang memiliki tingkat kepadatan tinggi, seorang pedagang gerobak mie ayam bakso mampu menghasilkan omzet minimal tiga ratus ribu hingga jutaan rupiah setiap hari.
Mie ayam bakso bukan lagi sekadar makanan ala kaki lima. Hingga kini, bisnis mie ayam bakso telah berkembang dan beralih menjadi bisnis restoran mewah di mal. Penyajian mie ayam bakso pun beraneka ragam, mulai dari bakso aneka isi, bakso ala shabu-shabu, hingga bakso aneka varian. Sistem operasionalnya pun semakin modern dan banyak dikembangkan menjadi bisnis franchise atau kemitraan. Kenyataan inilah yang menandakan bahwa bisnis mie ayam bakso terus berkembang dan tidak ada matinya.

2.2 PENGGAMBARAN BISNIS
2.2.1 Profil Pelaku
Nama               : Pak Karno
Jenis kelamin   : laki-laki
Status              : menikah / kawin
Agama            : islam

2.2.2 Profil Usaha
Jenis usaha      : RM. Mie ayam bakso Fajar
Lama usaha     : 14 tahun
Sejarah usaha  : awal mula berdagang pak Karno menjual mie ayam dan bakso menggunakan gerobak, seiring berjalannya waktu dengan penghasilan yaang memuaskan akhirnya RM. Mie ayam bakso untuk pertama kalinya di daerah Kelapa Dua yaitu yang ditempati sampai sekarang. Dan sekarang Pak Karno mempunyai dua cabang lagi di  Margonda dan Lenteng Agung.
Alamat usaha  : jln. Akses UI, samping Golden Steak.
Cabang usaha  : mempunyai 2 cabang di daerah Margonda dan Lenteng Agung.

2.2.3 Kinerja Usaha
Omzet rutin                 : pelaku usaha tidak memberikan informasi mengenai keuangan usaha tersebut, dikarenakan hal tersebut bersifat rahasia/privasi.
Jumlah tenaga kerja     : 8 orang
Struktur organisasi      :
2.2.4 Wawancara dengan Narasumber Pengusaha Mie ayam dan Bakso
Agar dapat menjadi pengalaman dalam Usaha Mie Ayam Bakso, kami sertakan wawancara dengan Narasumber yang bernama Pak Karno, tempat usaha di Jln. Akses UI (samping Golden Steak), Pak Karno sudah lama menggeluti Usaha Mie  Ayam Bakso dan usahanya tersebut membuat dia menjadi orang yang sukses.
Hasil Wawancara
Pewawancara : “Assalamu’alaikum boleh minta waktu sebentar Pak...! Saya ingin wawancara tetang bisnis anda.”
Narasumber : “ Wa’alaikumasalam, tentu saja boleh! Tentang apa saja memangnya?”
Pewawancara  : “Kami ingin bertanya mengenai usaha yang Bapak geluti saaat ini?“
Narasumber : “Iya silahkan.“
Pewawancara : “Bagaimana proses usaha yang sekarang Bapak jalani?”
Narasumber : “Alhamdulillah, usaha saya sekarang berjalan baik, seiring berjalannya saya berusaha.”
Pewawancara :”Hambatan apa saja yang terjadi dalam proses usaha yang sekarang berjalan?”
Narasumber : “Alhamdulillah, hambatan saya selama berusaha ada saja, tetapi saya jalani, namanya juga usaha dagang rejeki sudah ada yang mengatur.”
Pewawancara : “Hal-hal apa sajakah yang telah dilakukan dalam upaya mencari pelanggan baru?”
Narasumber : “Hal saya lakukan untuk mencari pelanggan baru dengan cara menetapkan cita rasa mie ayam dan bakso yang enak untuk pelanggan suka dan ketagihan.”
Pewawancara : “Bagaimana tingkat persaingan yang terjadi di dalam usaha ini?”
Narasumber : “Ya, banyaknya persaingan yang sekarang membuka RM. Mie ayam dan Bakso, saya berinovasi membuat bakso yang berisi keju, daging, dan sosis, hal tersebut membuat saya tidak membuat saya merasa berat dalam persaingan ini.”
Pewawancara : “Adakah pesaing baru yang muncul di dalam usaha ini?”
Narasumber : “Mungkin ada, tapi saya tetap fokus pada usaha saya supaya tetap maju dan berjalan dengan baik.”
Pewawancara : “Menurut bapak, kekuatan apa yang dimiliki oleh usaha bapak?”
Narasumber : “Kekuatan dari usaha saya yaitu tetap dengan citarasa dari mie ayam bakso yang dari dulu sampai sekarang tidak berubah, sampai pelanggan saya bertambah.”
Pewawancara : “Adakah kelemahan-kelemahan dari usaha bapak?”
Narasumber : “Selama ini kelemahan dari usaha saya belum ada, karena semua usaha saya, saya jalani supaya menutupi kelemahan RM. Mie ayam bakso Fajar.”
Pewawancara : “Bagaimana dengan peluang usaha kedepannya?”
Narasumber : “Saya ingin membuka cabang baru lagi.”
Pewawancara : “Ancaman apa saja yang dihadapi usaha bapak dari luar?”
Narasumber : “Yang namanya usaha ancaman pasti ada, tetapi saya kembali ke prinsip awal saya yaitu rejeki sudah ada yang mengatur.”
Pewawancara : “Strategi apakah yang dilakukan untuk menghadapi para pesaing?”
Narasumber : “Strategi yang saya pakai tetap dengan citarasa yang tidak berubah, sehingga pelanggan baru dan lama merasa puas dengan rasa yang enak dan lezat.”
Pewawancara : “Sekian wawancara dari kami, Pak. Terimakasih atas perhatian dan waktu luangnya.”
Narasumber : “Iya dek, sama-sama. Semoga bermanfaat.”


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil wawancara dengan Pak Karno mengenai usaha Mie ayam dan Bakso yaitu sebagai berikut :
1.      Dengan adanya penelitian seperti ini kita dapat mengerti alasan seseorang mendirikan suatu usaha.
2.      Dalam jenis usaha ini tidak terlalu sulit dilakukan oleh masyarakat, karena untuk membuat usaha ini biayanya relatif standar untuk masyarakat dan dari kalangan kelas apapun dapat membuatnya.
3.      Banyak cara yang dapat membuat usaha ini berkembang, yaitu dari segi tempat, mutu, harga, serta citarasa dari produk yang dihasilkan.
4.      Dalam menghadapi banyaknya pesaing pelaku usaha memiliki strategi dengan mempertahankan citarasa dan membuat inovasi dalam produknya.

3.2 SARAN
Pada kesempatan ini, kami ingin memberikan saran kepada masyarakat yang ingin membuat usaha baru terutama bagi pemula antara lain sebagai berikut :
1.      Dalam memulai usaha kita harus memiliki modal yang besarnya sesuai dengan usaha yang akan kita jalankan.
2.      Pemilihan tempat dan promosi merupakan faktor yang penting dalam berwirausaha.
3.      Kita harus berpikir kritis terhadap keadaan yang ada, dalam bisnis harus update agar usaha kita dapat bertahan.
4.      Mempunyai kreatifitas tinggi untuk menciptakan inovasi-inovasi baru sehingga usaha kita dapat berkembang.
5.      Yang paling penting dalam memulai usaha jangan mempunyai persaan takut akan kegagalan yang berlebihan karena hal itu akan menghambat jalannya usaha.

DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. 2010. Mikroekonomi Teori Pengantar edisi ke-3. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sunyoto, Danan dan Wika Harisa Putri. 2016 . Etika Bisnis : membangun kesuksesan bisnis melalui manajemen dan perilaku bisnis yang beretika. Yogyakarta: PT CAPS.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

ETIKA BISNIS ANALISIS SEKTOR LAPANGAN KERJA (PERTAMBANGAN) BERKAITAN DENGAN PELANGGARAN ETIKA BISNIS (STUDI KASUS PADA PT. FREEPORT INDONESIA)

ETIKA BISNIS ANALISIS SEKTOR LAPANGAN KERJA (PERTAMBANGAN) BERKAITAN DENGAN PELANGGARAN ETIKA BISNIS (STUDI KASUS PADA PT. FREEPORT INDONESIA) KELAS 3EA23 KELOMPOK 2 : AHMAD FIKRI IKA SRI RAHAYU ROSMIA RAMAYANTI SENO DWI SYAHPUTRO JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Etika Bisnis yang berjudul “ANALISIS SEKTOR LAPANGAN KERJA (PERTAMBANGAN) BERKAITAN DENGAN PELANGGARAN ETIKA BISNIS (STUDI KASUS PADA PT. FREEPORT INDONESIA)” ini. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Etika Bisnis di program studi Manajemen, Fakultas Ekonomi di Universitas Gunadarma Depo...

Jenis Kutipan & Contoh

Jenis – Jenis Kutipan 1.       Kutipan Langsung Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya, tidak boleh ada perubahan. Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan, kita beri tanda (sic!), yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu. Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan, memberi huruf kapital, garis bawah, atau huruf miring, kita perlu menjelaskan hal tersebut, misalnya huruf miring dari pengutip, ejaan disesuaikan dengan EYD, dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip, harus digunakan huruf siku […..]. Cara penulisannya sebagai berikut : a.        Kutipan yang panjangnya kurang dari empat baris dimasukkan kedalam teks, ·          Diketik seperti ketikan teks ·          Diawali dan diakhiri dengan tanda (“)...