ETIKA BISNIS JENIS PASAR, ETIKA PASAR DALAM PASAR KOMPETITIF, DAN ETIKA DALAM PASAR GLOBAL (STUDI KASUS PADA RM. MIE AYAM BAKSO FAJAR)
ETIKA BISNIS
JENIS PASAR, ETIKA PASAR DALAM
PASAR KOMPETITIF, DAN ETIKA DALAM PASAR GLOBAL
(STUDI KASUS PADA RM. MIE AYAM
BAKSO FAJAR)

KELAS 3EA23
KELOMPOK 2 :
AHMAD FIKRI
IKA SRI RAHAYU
ROSMIA RAMAYANTI
SENO DWI SYAHPUTRO
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG TEORI
1.1.1
PASAR
PERSAINGAN SEMPURNA
Persaingan
sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal, karena dianggap sistem
pasar ini adalah struktur pasar yang akan menjamin terwujudnya kegiatan
memproduksi barang atau jasa yang tinggi (optimal) efisiensinya. Dalam analisis
ekonomi sering dimisalkan bahwa perekonomian merupakan pasar persaingan
sempurna. Akan tetapi dalam prakteknya tidaklah mudah untuk menentukan jenis
industry yang struktur organisasinya digolongkan kepada persaingan sempurna
yang murni, yaitu yang ciri-cirinya sepenuhnya bersamaan dengan dalam teori.
Yang adalah yang mendekati ciri-cirinya, yaitu struktur pasar daru berbagai
kegiatan di sektor pertanian.
Pengetahuan
mengenai keadaan persaingan sempurna dapat dijadikan landasan didalam membuat
perbandingan dengan ketiga jenis struktur pasar lainnya. Disamping itu analisis
ke atas pasar persaingan sempurna adalah suatu permulaan yang baik dalam
mempelajari cara-cara perusahaan menentukan harga dan produksi di dalam usaha
mereka untuk mencari keuntungan yang maksimum.
Ciri-ciri
pasar persaingan sempurna :
Pasar
persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai struktur pasar atau industri
dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pun pembeli
tidak dapat mempengaruhi keadaan di pasar. Ciri-ciri selengkapnya dari pasar
persaingan sempurna adalah seperti berikut ini:
1. Perusahaan adalah pengambil harga
Pengambil harga atau price taker berarti suatu perusahan yang
ada di dalam pasar tidak dapat menentukan atau mengubah harga pasar. Apa pun
tindakan perusahaan dalam pasar, ia tidak akan menimbulkan perubahan ke atas
harga pasar yang berlaku. Harga barang di pasar ditentukan oleh interaksi
diantara keseluruhan produsen dan keseluruhan pembeli. Seorang produsen terlalu
kecil peranannya didalam pasar sehingga tidak dapat mempengaruhi penentuan
harga atau tingkat produksi dipasar. Peranannya sangat kecil tersebut disebabkan
karena jumlah produksi yang diciptakan produsen merupakan sebagian kecil saja
dari keseluruhan jumlah barang yang dihasilkan dan diperjual-belikan.
2. Setiap perusahaan mudah keluar atau masuk
Sekiranya perusahaan
mengalami kerugian, dan ingin meninggalkan industri tersebut, langkah ini dapat
dengan mudah dilakukan. Sebaliknya apabila ada produsen yang ingin melakukan
kegiatan di industri tersebut, produsen tersebut dapat dengan mudah melakukan
kegiatan yang diinginkannya tersebut. Sama sekali tidak terdapat
hambatan-hambatan, baik secara legal maupun dalam bentuk lain secara keuangan
atau secara kemampuan teknologi, misalnya kepada perusahaan-perusahaan untuk
memasuki atau meninggalkan bidang usaha tersebut.
3. Menghasilkan barang serupa
Barang yang dihasilkan
berbagai perusahaan tidak mudah untuk dibeda-bedakan. Barang yang dihasilkan
sangat sama atau serupa. Tidak terdapat perbedaan yang nyata diantara barang
yang dihasilkan suatu perusahaan lainnya. Barang seperti itu dinamakan dengan
istilah barang identical atau homogenous. Karena barang-barang
tersebut adalah sangat serupa para pembeli tidak dapat membedakan yang mana
dihasilkan produsen A atau B atau produsen yang lainnya. Barang yang dihasilkan
seorang produsen merupakan pengganti sempurna kepda barang yang dihasilkan oleh
produsen-produsen lain. Sebagai akibat dari efek ini, tidak ada gunanya kepada
perusahaan-perusahaan untuk melakukan persaingan yang berbentuk persaingan
bukan harga atau nonprice competition
atau persaingan dengan misalnya melakukan
iklan dan promosi penjualan. Cara ini tidak efektif untuk menaikkan
penjualan karena pembeli mengetahui bahwa barang-barang yang dihasilkan
berbagai produsen dalam industri tersebut tidak ada bedanya sama sekali.
4. Terdapat banyak perusahaan di pasar
Sifat inilah yang
menyebabkan perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk mengubah harga. Sifat
ini meliputi dua aspek, yaitu jumlah perusahaan sangat banyak dan masing-masing
perusahaan adalah relative kecil kalau dibandingkan dengan keseluruhan jumlah
perusahaan di dalam pasar. Sebagai akibatnya produksi setiap perusahaan adalah
sangat sedikit kalau dibandingkan dengan jumlah produksi dalam industri
tersebut,. Sifat ini menyebabkan apa pun yang dilakukan perusahaan, seperti
menaikkan atau menurunkan harga dan menaikkan atau menurunkan produksi, sedikit
pun ia tidak mempengaruhi harga yang berlaku dalam pasar/industri tersebut.
5. Pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai
pasar
Dalam pasar persaingan
sempurna juga dimisalkan bahwa jumlah pembeli adalah sangat banyak. Namun
demikian dimisalkan pula bahwa masing-masing pembeli tersebut mempunyai
pengetahuan yang sempurna mengenai keadaan dipasar, yaitu mereka mengetahui
tingkat harga yang berlaku dan perubahan-perubahan ke atas harga tersebut.
Akibatnya para produsen tidak dapat menjual barangnya dengan harga yang lebih
tinggi dari yang berlaku di pasar.
1.1.2
ETIKA BISNIS DALAM PASAR KOMPETITIF
Pasar kompetitif
adalah suatu kondisi pasar para pelaku perusahaan yang masuk di pasar ini cukup
banyak sehingga mereka satu dan yang lainharus memiliki daya yang kuat untuk
mampu bertahan, eksis dan tumbuh dengan memenangkan dalam persaingan. Para
menejer disetiap perusahaan cukup dihadapkan dengan tantangan yang cukup berat
atas para pesaingnya. Sebenarnya kondisi ini cukup menguntungkan bagi
masyarakat yang menjadi konsumen. Sebab konsumen memiliki pilihan yang akan
mendapat sesuatu yang terbaik dari barang atau jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan yang saling bersaing memperebutkan konsumen. Dari aspek ini
sebenarnya bahwa kompetisi cukup memberikan nilai manfaat yang cukup positif
bagi masyarakat konsumen. Akan tetapi kita harus melihat cara – cara
berkompetisi yang mereka lakukan.jika kompetisi yang dilakukan dengan
pendekatan profesionalisme yang sebenarnya, yaitu dengan memberikan nilai yang
yang positif bagi banyak pihak, misalnya konsumen, tenaga kerja, pemilik modal,
para eksekutif, bahkan kepada para pesaingnya sekalipun, dan lingkungan fisik
maka bersaing seperti ini sangat didukung oleh etika bisnis. Artinya persaingan
yang dilakukan dengan segala aspek cukup sehat dan fair (Muslich, 1998).
Para pelaku
ekonomi yang dihadapkan pada pasar kompetisi berpacu dengan semangat
meningkatkan efisiensi. Peningkatan efisiensi tercerermin pada pemanfaatan
sumberdaya secara optimal dan dilain pihak pada usaha peningkatan produktivitas
yang tinggi. Jadi orientasi pada penignkatan efisiensi. Lebih ditekankan pada
pemanfaatan sumberdaya secara optimal dan dilain pihak pada usaha peningkatan
produktivitas yang tinggi. Jadi dimensi ke dalam masing-maisng perusahaan yang
diukur adalah aspek manajerial sumber daya yang dimiliki, harus dilakukan
secara profesional.
1.1.3
ETIKA BISNIS DALAM PASAR GLOBALISASI
Bisnis merupakan
sebuah kegiatan yang telah menggelobal. Setiap sisi kehidupan diwarnai oleh
bisnis. Dalam lingkup yang besar, negara pastinya terlibat dalam proses bisnis
yang terjadi. Tiap-tiap negara memiliki karakterisstik sumber daya sendiri
sehingga tidak mungkin semua negara merasa tercukupi oleh semua sumber daya
yang mereka miliki. Mulai dari ekspidisi negara Eropa mencari rempah rempah di
Asia sampai perdagangan minyak internasional merupakan bukti bahwa dari dulu
sampai sekarang sbuah negara tidak dpat bertahan hidup tanpa keberadaan bisnis
dengan negara lainnya. Dewasa ini, pengaruh globalisasi juga menjadi faktor
pendorong terciptanya perdagangan internasional yang lebih luas. Kemajukan
ekonomi dan sistem perdagangan berkembang menjadi sebuah kesatuan sistem yang saling
membutuhkan. Ekspor-Impor multinasional menjadi sesuatu yang biasa. Komoditi
dapat di ekspor menjadi pendapatan suatu negara, serta produk-produk asing
dapat di impor demi memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
Setiap negara
terus mengeksplorasi bisnis keluar negeri selain untuk mendapatkan yang mereka
inginkan, juga menaikan tingkat ekonomi yang ada. Tidak dapat dimugkiri bahwa
bisnis multinasional merupakan kesempatan untuk mendapatkan pundi pundi uang
demi meningkatkan tingkatan ekonomi, terutama negara berkembang yang memiliki
rata-rata nilai tukar mata uang yang
rendah. Developing country mendpatkan keuntungan dengan kemudahan untuk
mengekspor barang domestiknya ke luar dan kemudahan untuuk mendapat kan
investor asing sebagai penanam dana bagi usaha-usaha dalam negeri. Sedangkan
Develoved country melih mudah mendpatkan barang
atau jassa yang mereka ingikan.
Globalisasi
mendorong integrasi internasoinal
misalnya modal finansial dapat diperoleh dalam satu pasar naasional dan
digunakan untuk membeli bahan baku di tempat lainnya. Peralatan produksi yang dibeli
dari suatu negara ketiga dapat digunakan untuk menghasilkan barang yang
kemudian di jual dipasar ke empat. Jadi globalisasi meningkatkan peluang yang
tersedia bagi suatu perushaan. Menigkatnya salain ketergantungan antara negara
industri, kebutuhan dari negara-neagar berkembang, disintregrasi, pembatasan
aliran uang, impormasi dan teknilogi antar batas negara memungkinkan
globalisasi dan integrasi pasar internasional. Kondisi-kondisi ini mendorong
perusahaan global untuk memikirkan secara seriaus mengenai strategi yang harus
diterapkan untuk mengembakan keunggulan bersaing yang berkesinambungan.
Seringkali strategi tersebut memungkinkan prusahaan untuk lebih hebat, lebih
flexibel, dan lebih terfokus dalam menyediakan barang dan jasa yang lebih efektif kepada maam-macam konsumen
di dunia.
Persaingan
global telah meningkatkan standart kinerja dalam berbagai dimensi, meliputi
kualitas, biaya, saat pengolahan produk, serta operasi yang lancar. Penting
juga disadari bahwa standar tersebut tidak lah statis dan tetap, sehingga
membutuhkan pengembangan lebih lanjut dari perusahaan dan pekerja nya. Dengan
menerima tantangan yang ditimbulkan dari standar yang meningkat ini, perusahaan
yang efektif bersedia melakukan apa yang
penting untuk memiliki daya saing sertrategis hanya dengan bersedia menerima
tantangan ini, perusahaan dapat meningkatkan kemampuannya dan para pekerja
dapat mempertahankan keahliann mereka. Pasar global adalah pilihan stategis
yang menarik bagi perusahaan, akan tetapi bukan lah sumber daya saing
satu-satunya. Faktanya untuk banyak perusahaan, yang mampu bersaing dengan
sukses di pasar global sekalipun, adalah penting bagi mereka untuk tetap
memperhantikan pasar domestik. Dengan demikian, perusaaahan di seluruh dunia di
tantang untuk menjadi lebih bersaing secara strategis dalam pasar domestik
mereka. Bagaimana pun karena patokan
untuk bersaing secara strategis berhubungan dengan standar global, perusahaan
yang meningkaatkan untuk persaingan domestik secara bersamaan ikut pula
meningkatkan daya bersaing global mereka.
Perusahaan yang
bersaing secara setrategis telah menyadari bagaiana menerapkan pandangan
bersaing yang diperoleh secara lokal (domestik) kedalam global. Perusahaan
perusahaan ini tidak menekan kan satu pemecahan dalam dunia dalam bersifat
majemuk. Mereka lebih menggunaka pandangan llokal mereka, sehinnga dapat secara
tepat memodifikasi dan menerapkannya dalam beerbagai wilayah di seluruh dunia.
Globalisasi bisnis telah mengerahkan baik perusahaan maupun ke dalam
spsialisasi, suatu kecenderungan yang baik untuk semua orang, suatu perusahaan
yang memanfaatkan 100% sumber-sumbernya, manusia dan bahan bakku sedikit
industri dalam suatu negara yang telah menjadi spesialis.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
HUBUNGAN USAHA YANG DIPILIH DENGAN MATERI
Usaha RM. Mie Ayam
Bakso Fajar termasuk kedalam kriteria pasar persaingan sempurna, karena
struktur pasar itu terdapat banyak penjual dan pembeli, setiap penjual dan
pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan di pasar, usaha tersebut menghasilkan
barang yang serupa, penentuan harga dilakukan oleh pengusaha itu sendiri,
pengusaha mie ayam dan bakso lebih mudah masuk atau keluar, banyak usaha yang
serupa di pasar, dan yang terakhir pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna
mengenai usaha tersebut.
Di
era globalisasi saat ini, usaha mie ayam bakso memiliki banyak pesaing
dikarenakan mie ayam bakso adalah salah satu makanan favorit terpopuler di
Indonesia. Karenanya, sangat mudah ditemukan pedagang mie ayam bakso, dari desa
hingga kota, mulai dari pedagang keliling, kaki lima, hingga restoran.
Perputaran ekonomi bisnis mie ayam bakso bukan hal yang bisa dianggap remeh.
Ratusan pedagang gerobak mie ayam bakso dalam satu kota mampu menghasilkan
omzet ratusan milyaran rupiah per hari. Sebut saja, Jakarta yang memiliki
tingkat kepadatan tinggi, seorang pedagang gerobak mie ayam bakso mampu
menghasilkan omzet minimal tiga ratus ribu hingga jutaan rupiah setiap hari.
Mie
ayam bakso bukan lagi sekadar makanan ala kaki lima. Hingga kini, bisnis mie
ayam bakso telah berkembang dan beralih menjadi bisnis restoran mewah di mal.
Penyajian mie ayam bakso pun beraneka ragam, mulai dari bakso aneka isi, bakso
ala shabu-shabu, hingga bakso aneka varian. Sistem operasionalnya pun semakin
modern dan banyak dikembangkan menjadi bisnis franchise atau kemitraan.
Kenyataan inilah yang menandakan bahwa bisnis mie ayam bakso terus berkembang
dan tidak ada matinya.
2.2
PENGGAMBARAN BISNIS
2.2.1
Profil Pelaku
Nama :
Pak Karno
Jenis kelamin : laki-laki
Status :
menikah / kawin
Agama
: islam
2.2.2
Profil Usaha
Jenis usaha : RM. Mie ayam bakso Fajar
Lama usaha : 14 tahun
Sejarah usaha : awal mula berdagang pak Karno menjual mie ayam dan bakso
menggunakan gerobak, seiring berjalannya waktu dengan penghasilan yaang
memuaskan akhirnya RM. Mie ayam bakso untuk pertama kalinya di daerah Kelapa
Dua yaitu yang ditempati sampai sekarang. Dan sekarang Pak Karno mempunyai dua
cabang lagi di Margonda dan Lenteng
Agung.
Alamat usaha : jln. Akses UI, samping Golden Steak.
Cabang usaha : mempunyai 2 cabang di daerah Margonda dan Lenteng Agung.
2.2.3
Kinerja Usaha
Omzet rutin : pelaku usaha tidak memberikan informasi mengenai
keuangan usaha tersebut, dikarenakan hal tersebut bersifat rahasia/privasi.
Jumlah tenaga kerja : 8 orang
Struktur organisasi :

2.2.4
Wawancara dengan Narasumber Pengusaha Mie ayam dan Bakso
Agar dapat
menjadi pengalaman dalam Usaha Mie Ayam Bakso, kami sertakan wawancara dengan
Narasumber yang bernama Pak Karno, tempat usaha di Jln. Akses UI (samping
Golden Steak), Pak Karno sudah lama menggeluti Usaha Mie Ayam Bakso dan usahanya tersebut
membuat dia menjadi orang yang sukses.
Hasil Wawancara
Pewawancara : “Assalamu’alaikum
boleh minta waktu sebentar Pak...! Saya ingin wawancara tetang bisnis anda.”
Narasumber : “ Wa’alaikumasalam, tentu saja boleh!
Tentang apa saja memangnya?”
Pewawancara : “Kami ingin bertanya
mengenai usaha yang Bapak geluti saaat ini?“
Narasumber : “Iya silahkan.“
Pewawancara : “Bagaimana proses usaha yang sekarang Bapak jalani?”
Narasumber : “Alhamdulillah, usaha saya sekarang berjalan baik, seiring
berjalannya saya berusaha.”
Pewawancara :”Hambatan apa saja yang terjadi dalam proses usaha yang
sekarang berjalan?”
Narasumber : “Alhamdulillah, hambatan saya selama berusaha ada saja, tetapi
saya jalani, namanya juga usaha dagang rejeki sudah ada yang mengatur.”
Pewawancara : “Hal-hal apa sajakah yang telah dilakukan dalam upaya mencari
pelanggan baru?”
Narasumber : “Hal saya lakukan untuk mencari pelanggan baru dengan cara
menetapkan cita rasa mie ayam dan bakso yang enak untuk pelanggan suka dan
ketagihan.”
Pewawancara : “Bagaimana tingkat persaingan yang terjadi di dalam usaha
ini?”
Narasumber : “Ya, banyaknya persaingan yang sekarang membuka RM. Mie ayam
dan Bakso, saya berinovasi membuat bakso yang berisi keju, daging, dan sosis,
hal tersebut membuat saya tidak membuat saya merasa berat dalam persaingan
ini.”
Pewawancara : “Adakah pesaing baru yang muncul di dalam usaha ini?”
Narasumber : “Mungkin ada, tapi saya tetap fokus pada usaha saya supaya
tetap maju dan berjalan dengan baik.”
Pewawancara : “Menurut bapak, kekuatan apa yang dimiliki oleh usaha bapak?”
Narasumber : “Kekuatan dari usaha saya yaitu tetap dengan citarasa dari mie
ayam bakso yang dari dulu sampai sekarang tidak berubah, sampai pelanggan saya
bertambah.”
Pewawancara : “Adakah kelemahan-kelemahan dari usaha bapak?”
Narasumber : “Selama ini kelemahan dari usaha saya belum ada, karena semua
usaha saya, saya jalani supaya menutupi kelemahan RM. Mie ayam bakso Fajar.”
Pewawancara : “Bagaimana dengan peluang usaha kedepannya?”
Narasumber : “Saya ingin membuka cabang baru lagi.”
Pewawancara : “Ancaman apa saja yang dihadapi usaha bapak dari luar?”
Narasumber : “Yang namanya usaha ancaman pasti ada, tetapi saya kembali ke
prinsip awal saya yaitu rejeki sudah ada yang mengatur.”
Pewawancara : “Strategi apakah yang dilakukan untuk menghadapi para
pesaing?”
Narasumber : “Strategi yang saya pakai tetap dengan citarasa yang tidak
berubah, sehingga pelanggan baru dan lama merasa puas dengan rasa yang enak dan
lezat.”
Pewawancara : “Sekian wawancara dari kami, Pak. Terimakasih atas perhatian
dan waktu luangnya.”
Narasumber : “Iya dek, sama-sama. Semoga bermanfaat.”
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil
wawancara dengan Pak Karno mengenai usaha Mie ayam dan Bakso yaitu sebagai
berikut :
1.
Dengan adanya penelitian seperti ini
kita dapat mengerti alasan seseorang mendirikan suatu usaha.
2.
Dalam jenis usaha ini tidak terlalu
sulit dilakukan oleh masyarakat, karena untuk membuat usaha ini biayanya
relatif standar untuk masyarakat dan dari kalangan kelas apapun dapat
membuatnya.
3.
Banyak cara yang dapat membuat usaha ini
berkembang, yaitu dari segi tempat, mutu, harga, serta citarasa dari produk
yang dihasilkan.
4.
Dalam menghadapi banyaknya pesaing
pelaku usaha memiliki strategi dengan mempertahankan citarasa dan membuat
inovasi dalam produknya.
3.2
SARAN
Pada kesempatan ini,
kami ingin memberikan saran kepada masyarakat yang ingin membuat usaha baru
terutama bagi pemula antara lain sebagai berikut :
1.
Dalam memulai usaha kita harus memiliki
modal yang besarnya sesuai dengan usaha yang akan kita jalankan.
2.
Pemilihan tempat dan promosi merupakan
faktor yang penting dalam berwirausaha.
3.
Kita harus berpikir kritis terhadap
keadaan yang ada, dalam bisnis harus update agar usaha kita dapat bertahan.
4.
Mempunyai kreatifitas tinggi untuk
menciptakan inovasi-inovasi baru sehingga usaha kita dapat berkembang.
5.
Yang paling penting dalam memulai usaha
jangan mempunyai persaan takut akan kegagalan yang berlebihan karena hal itu
akan menghambat jalannya usaha.
DAFTAR
PUSTAKA
Sukirno, Sadono.
2010. Mikroekonomi Teori Pengantar
edisi ke-3. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sunyoto, Danan
dan Wika Harisa Putri. 2016 . Etika
Bisnis : membangun kesuksesan bisnis melalui manajemen dan perilaku bisnis yang
beretika. Yogyakarta: PT CAPS.
Komentar
Posting Komentar